JANGAN GALAU, ALLAH SELALU MENYERTAIMU!
MENGELUH, hampir menjadi fenomena di
negeri mayoritas Muslim ini. Ironisnya mengeluh itu menimpa hampir semua tingkatan
usia; mulai remaja sampai dewasa juga pria dan wanita. Akibatnya tidak banyak
yang bisa dilakukan oleh mereka yang suka mengeluh,
kecuali hal-hal yang akan semakin membuat jiwa dan akalnya terus melemah. Sehari-hari waktu yang dilalui hanya diisi curhat dari satu orang ke orang lain dengan memaparkan beragam masalah yang sedang membelitnya.
kecuali hal-hal yang akan semakin membuat jiwa dan akalnya terus melemah. Sehari-hari waktu yang dilalui hanya diisi curhat dari satu orang ke orang lain dengan memaparkan beragam masalah yang sedang membelitnya.
Padahal waktu dan kesempatan datang
setiap hari. Bahkan sekiranya mereka mau membaca firman Allah (Al-Qur’an) tentu
mereka akan dapati jawaban atas setiap masalah yang dihadapinya. Ketika
didorong untuk membaca Al-Qur’an jawabnya tidak mengerti bahasa Arab. Loh
bukannya kini sudah sangat banyak Al-Qur’an terjemah. Mengapa tidak dibaca
juga?
Sementara Allah dengan tegas
berfirman;
“Karena itu
janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al-Qur’an itu. Sesungguhnya (Al-Qur’an) itu
benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman. (QS. Huud
[11]: 17).
Dalam ayat lain Allah SWT juga
tegaskan bahwa Al-Qur’an itu kitab suci yang tidak ada keragu-raguan di
dalamnya petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa (QS. Al-Baqarah [2]: 2).
Jadi sebenarnya sederhana sekali,
masalah apapun yang kita hadapi solusinya ada di dalam Al-Qur’an. Ibarat
manusia ini robot maka Al-Qur’an ini adalah petunjuk manual bagaimana
mengoperasikan robot itu. Bagaimana tanda-tanda robot yang kekurangan baterai
(iman) misalnya. Lalu apa yang harus dilakukan untuk mengisi dayanya kembali.
Bagaimana jika ada robot yang mati (semangatnya). Apa yang harus dilakukan.
Jawaban semua itu ada di dalam buku manual tadi (Al-Qur’an).
Mari perhatikan pernyataan Nabi
Ibrahim di depan orang-orang kafir ketika menjelaskan siapa Allah SWT. ketika
itu Nabi Ibrahim sedang memberi peringatan kepada penyembah berhala bahwa apa
yang mereka anggap tuhan itu adalah keliru (sesat). Lalu Nabi Ibrahim
menjelaskan perihal Allah SWT yang sebenar-benarnya Tuhan yang harus disembah.
Ibrahim berkata;“(Yaitu Tuhan) Yang
telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku. Dan Tuhanku, Yang Dia
memberi makan dan minum kepadaku. Dan apabila aku sakit, Dialah Yang
menyembuhkan aku. Dan Yang akan mematikan aku. Kemudian akan menghidupkan aku
(kembali). Dan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari
kiamat”. (QS. As Syu’ara [26] : 78 – 82).
Ayat tadi menggambarkan secara gamblang
bagaimana Allah benar-benar mengerti segala kebutuhan, keresahan, kerisauan,
kegalauan, dan seluruh suasana hati setiap manusia. Hanya saja Allah akan
mendatangi jiwa-jiwa yang diliputi keimanan kuat dan mengabaikan jiwa manusia
yang kerdil lagi tidak pernah memohon kepada-Nya.
Kepada mereka yang imannya kuat Allah
berikan satu jaminan agar tidak takut dan bersedih hati.
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan
janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling
tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”. (QS. Ali Imran [3]:
139).
Jadi mari kita kembali kepada Allah
dengan sungguh-sungguh memahami ayat-ayat Al-Qur’an. Sungguh Allah menjawab
setiap masalah kita.
Ketika kita mengeluh, maka akan
selalu ada jawaban dari Allah SWT untuk kita. Misalnya, “Rasanya aku tidak
mampu menghadapi masalah seperti ini, berat terasa oleh ku. Sungguh aku tak
sanggup lagi.” Sungguh Allah menjawab;
“Jika Allah menghendaki sesuatu,
Allah cukup berkata jadi maka jadilah” (QS. 36 : 82).
Ketika kita mengeluh, “Aku terlalu
lelah” Allah menjawab, “Aku ciptakan tidurmu untuk istirahatmu.” (QS. 78 : 9).
Ketika kita mengeluh, “Aku tak
sanggup lagi, aku tak mampu lagi, semua sudah tidak mungkin kuhadapi” Allah
menjawab, “Allah tidak membebankan sesuatu kepada hamba-Nya, melainkan sesuai
kemampuannya” (QS. Al Baqarah [2] : 286).
Ketika kita mengeluh, “Berbagai upaya
sudah saya lakukan tapi hasilnya nihil. Saya benar-benar stress dibuatnya”
Allah menjawab;
“Hanya dengan mengingat Aku maka hati
menjadi tenang.” (QS. 13 : 28).
Bahkan ketika kita mengeluh, “Aku
sudah tidak ada gunanya lagi, untuk apa aku hidup” sungguh Allah telah
menjawab;
“Maka barang siapa mengerjakan
kebaikan seberat dzarah, niscaya ia akan melihat balasannya.” (QS. 99 : 7).
Jika demikian untuk apa kita
mengeluh, bukankah Allah telah menjawab semua bakal keluhan umat manusia. Maka
dari itu biasakanlah diri untuk benar-benar mempelajari Al-Qur’an dengan baik.
Sungguh Al-Qur’an itu menjawab setiap masalah. Maka ambillah obat atau madu
darinya.
Sebenarnya mengeluh atau tidak itu
adalah pilihan hati. Hati yang senantiasa dihiasi dengan bacaan Al-Qur’an insya
Allah terhindar dari sikap kerdil, lemah, lesu, letih, lunglai, dan tak
berdaya. Sementara hati yang sepi dari bacaan Al-Qur’an akan sangat mudah
terganggu oleh dinamika kehidupan sehingga sulit menjadi hamba Allah yang
pandai bersyukur.
Terhadap orang yang pandai bersyukur
Allah berjanji akan menambah terus-menerus kenikmatan yang diberi dan bagi yang
kufur (tidak mau bersyukur) Allah sediakan siksa yang pedih.
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
memaklumkan; “Se- sungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih.” (QS.ar Ra’d [14] : 7).
Jadi selagi masih ada kesempatan mari
berusaha untuk memahami ayat-ayat Allah dengan sebaik-baiknya. Sungguh apabila
hati kita telah diterangi oleh Al-Qur’an akan muncul semangat, gairah,
optimisme, dan keyakinan kuat bahwa Allah selalu menyertai kita dan karena itu
akan muncul usaha maksimal dari dalam diri kita.
Apabila itu benar-benar dapat kita
raih sungguh kebahagiaan, kemenangan dan kesuksesan sejati telah berada di
tangan kita. Sebab Allah telah berjanji akan memberi jalan-jalan kepada hamba-hamba-Nya
yang bermujahadah (bersungguh-sungguh tidak mengeluh) dan senantiasa berbuat
kebaikan.
Dan orang-orang yang berjihad untuk
(mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka
jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang
berbuat baik.” (QS. 29 : 69).
Jika sedemikian rupa Allah telah
memberi jawaban atas keluhan setiap hamba-Nya, masihkah kita akan menjadi
manusia kerdil? Sungguh keluhan itu adalah sesuatu yang mesti kita enyahkan
dalam akal dan jiwa kita. Allah dan Rasul-Nya hanya berpesan satu hal,
berjihadlah, bersungguh-sungguhlah, kelak engkau pasti akan menang. Jadi mari
kita ucapkan,
“Selamat tinggal
keluhan, selamat datang harapan”!.
*/Imam Nawawi dari
Hidayatullah.Com
Comments
Post a Comment