Membuka Pintu Rezeki
Membuka Pintu Rezeki
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fauzi Bahreisy
Allah SWT telah menyiapkan segala kebutuhan manusia; bahkan semua kebutuhan makhluk-Nya. Tidak ada satu pun makhluk kecuali telah Allah siapkan dan Allah sediakan apa yang menjadi keperluan dan kebutuhan hidupnya. Yang diperlukan adalah upaya dan usaha untuk menjemput rezeki tersebut dengan cara yang Dia gariskan. Dalam hal ini Allah telah menggariskan sejumlah pintu bagi manusia untuk memperoleh rezeki yang halal dan berkah.
Seorang Muslim tidak boleh berdiam diri, berpangku tangan, dan
ongkang-ongkang kaki. Tidak boleh dengan alasan ingin fokus beribadah ia
malas bekerja dan mencari nafkah untuk keluarganya. Tidak boleh pula
dengan alasan tawakal ia hanya berdiam diri menunggu datangnya rezeki.
Allah menjamin rezeki makhluk; apalagi rezeki manusia. Hanya saja,
Allah juga telah mewajibkan manusia untuk bekerja dan berupaya
memburunya. Meminta-minta dan mengemis kepada orang, sementara diri
masih kuat dan mampu bekerja adalah aib yang sangat dicela dalam agama.
Sebaliknya, siapa yang mau bekerja dan mempergunakan potensi yang Allah
berikan padanya, ia akan mendapat apresiasi di sisi-Nya.
“Siapa yang mencari nafkah halal guna menjaga dirinya dari
meminta-minta, guna memenuhi kebutuhan keluarga, serta guna berbagi
dengan tetangga, maka ia datang pada hari kiamat dengan wajah laksana
bulan di malam purnama.” (HR Thabrani).
Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan kepada siapa pun yang ingin
menunjukkan tawakalnya kepada Allah dengan melihat pada burung yang
terbang berusaha untuk mendapatkan rezeki-Nya. “Andaikan kalian
bertawakal kepada Allah secara benar, tentu Dia akan memberikan rezeki
kepada kalian sebagaimana Dia memberikan rezeki kepada burung. Burung
pergi (terbang) di waktu pagi dalam kondisi perut kosong dan kembali
dengan perut yang kenyang.” (HR Tirmidzi).
Beriman dan bertakwa kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya. “Andaikan penduduk negeri beriman dan
bertakwa, tentu Kami bukakan untuk mereka pintu-pintu keberkahan dari
langit dan bumi.” (QS al-A’raf: 96). Allah juga befirman dalam QS
ath-Thalaq: 3.
Selanjutnya beristighfar. Cara yang mudah, namun membutuhkan
keyakinan dan keimanan yang kuat adalah beristighfar dan meminta
ampunan-Nya. “Maka, aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada
Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan
mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dia akan membanyakkan harta dan
anak-anakmu. Serta Dia akan menghadirkan untukmu kebun-kebun dan
sungai-sungai.” (QS Nuh: 10-12).
Kemudian, memperbanyak sedekah. Bersedekah tidak akan mengurangi
harta, sebaliknya ia akan bertambah. Karena, yang demikian itu akan
menjaga dan memancing turunnya rezeki Allah. “Tidak berkurang harta
karena sedekah.” (HR Tirmidzi).
Berikutnya adalah bersilaturahim. “Siapa yang ingin dilapangkan
rezekinya dan dipanjangkan (diberkahi) usianya, hendaknya menyambung
tali silaturahim.” (HR Muslim). Dan yang terakhir adalah memperbanyak
doa kepada Allah. Doa adalah senjata orang beriman. Manusia adalah
makhluk yang terbatas dan Allah yang memiliki kekuasaan Mahaluas. Dengan
berdoa maka itu menunjukkan kelemahan kita untuk meminta pertolongan
kepada Allah.
Comments
Post a Comment